Halaman

Kamis, 24 Mei 2012

BERDIRI DI TENGAH BADAI

"Hanya dekat Allah saja aku tenang, daripada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah" (Mazmur 62:2-3).


Ayat-ayat itu dapat menimbulkan berbagai gambaran dalam pikiran kita, namun gambaran yang paling disukai adalah gambaran tentang seekor burung kecil yang berada dalam celah kecil di lereng batu. Tepat di luar tempat persembunyiannya ada badai yang mengamuk. Angin kencang dan hujan deras menerpa, menerbangkan dedaunan, dan mematahkan dahan-dahan pohon. Tapi burung kecil itu aman dan terlindung karena bukit batu yang ada di sekitarnya.


Apakah kita ingat saat-saat ketika kita sepertinya sedang diterpa badai yang mengamuk? Pikirkan kembali bagaimana respon kita pada saat itu. Apakah kita berani mengambil resiko menerjang badai atau kita mencari perlindungan dalam naungan tangan Tuhan?


Ketika ada badai yang terjadi lagi dalam kehidupan kita, mari kita ingat kata-kata dari Mazmur 62. Mari kita perhatikan dengan sungguh-sungguh kalimat "hanya dekat Allah saja aku tenang". Dalam gambaran yang diceritakan tadi burung tidak berkicau dan tidak juga ketakutan. Burung itu beristirahat dalam ketenangan sampai badai itu berlalu. Dia yakin bahwa bukit batu itu cukup kuat untuk melindunginya dan dia tidak perlu merasa panik.


Meski Tuhan selalu mendengar seruan kita di saat sulit, kita bisa yakin bahwa saat kita berseru kepada-Nya Dia akan datang menyertai kita. Kita bisa melepaskan kerisauan hati kita dan beristirahat dalam Dia sampai badai reda dan kita akan muncul dalam kemenangan dari gunung batu perlindungan kita.


Marilah kita selalu meminta perlindungan Tuhan di saat badai hidup atau masalah-masalah hidup menerpa. Janganlah jatuh di dalam masalah hidup. Tuhan kita adalah kuat dan gagah perkasa. Amin.



Sumber gambar : Google